Kamis, 24 Februari 2011

Bupati Maros Undang Investor Uni Eropa ke Maros

Bupati Maros Hatta Rahman melakukan ekspose potensi industri dan wisata Maros di depan investor konsorsium Eropa di Gedung Pacific Place Semanggi, Jakarta, Jumat (18/2).
Konsorsium Eropa ini berencana membangun kawasan industri dan pariwisatan di Maros.
"Mereka sangat berminat dan rencananya akan berkunjung ke Maros dalam waktu dekat ini untuk melihat potensi maros," kata Hatta, kemarin.
Selain membangun kawasan industri mereka juga berminat membangun hotel dan lapangan golf di kawansan Kecamatan Bantimurung serta membangun perumahan elite di Maros.
Fasilitator pertemuan ini, Budhiarti mengakui Maros sangat potensial untuk berkembang dan investor pasti berminat untuk menanamkan modalnya di Butta Salewangang.


Hal ini, lanjut Budhiarti, karena Maros didukung oleh lokasi bandara yang berada di Maros serta Pelabuhan Makassar yang sangat dekat jaraknya. Akses jalan termasuk jalan tol juga sangat mendukung.
Dalam pertemuan itu, bupati didampingi Kepala Bappeda Agussalim, Kadis Tata Ruang Thamrin Gassing, Kadis PU Yanas Pabokori, Kadis Pariwisata Ilham Azikin, serta Kabag Pengelolaan Data Elektronik Andi David.
Konsorsium investor yang difasilitasi Mr Geoffrey dari Inggris mengaku sangat tertarik berinvestasi di Maros usai mengikuti ekspose Bupati Maros.
"Dalam waktu dekat kami akan segera berkunjung ke Maros untuk melakukan pertemuan lanjutan. Kami harap rencana investasi di Maros bisa segera terwujud," kata Geoffrey yang mewakili investor Eropa lainnya.
Dia juga mohon difasilitasi untuk memakai Bandara Internasional Sultan Hasanuddin guna pendaratan maskapai mereka. Konsorsium ini memiliki beberapa armada pesawat yang selama ini juga dicarter untuk mengangkut jamaah haji Indonesia.(ink)

Maros Salah Satu Penerima Pajak Terbaik 
Maros, Realisasi penerimaan pajak tahun 2010 lalu menempatkan Maros sebagai penerima pajak terbaik ketujuh  di Sulawesi Selatan. Realisasi penerimaan pajak tahun 2010 lalu sebesar Rp 6,653 miliar lebih. 
Sementara untuk tahun 2011 ini, Maros menargetkan penerimaan pajak Rp 7 miliar  Target Rp 7 miliar ini cukup tinggi dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2010 lalu sebesar Rp 6,653 miliar atau realisasi sebesar 123,62 persen dari target yang ditetapkan.


Bupati Maros Hatta Rahman mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif kepada aparat pemerintah penagih pajak seperti kepala lingkungan, lurah, kepala desa dan camat bila berhasil menyelesaikan 100 persen pajaknya sesuai dengan waktu yang ditentukan atau sebelum jatuh tempo.
"Salah satu tulang punggung pembangunan daerah adalah pajak sehingga harus ada award bagi aparat pemerintah agar bergerak cepat melakukan penagihan kepada wajib pajak," terangnya.


Ia menambahkan, jika realisasinya cepat maka roda perekonomian dan pembangunan di Maros akan berjalan cepat pula tapi jika sebaliknya maka perekonomian dan pembangunan juga akan berjalan lamban.
Bukan hanya itu, award diberikan kepada para camat, lurah dan kepala lingkungan yang memiliki masalah paling minim SPPT- PBBnya.
Kepala kantor Pendapatan (Kapenda) Mahmud Oesman menuturkan penyerahan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) di Maros dilakukan lebih awal yakni bulan Februari. Tahun sebelumnya, penyerahan SPPT dilakukan pada bulan April.


"Maros juga akan menetapkan pekan panutan Pajak Bumi dan Bangunan. Dari program ini diharapkan target penerimaan bisa lebih awal tercapai dan dapat terealisasi," tandas Mahmud.

Calon Sekkab Toraja Diusul ke Mendagri

Makassar, Badan Pertimbangan Kepangkatan dan Jabatan (Baperjakat) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan segera mengusulkan tiga calon Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Tana Toraja ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Mereka yang diusulkan di antaranya Asisten Bidang Administrasi dan Kesra Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Sekkab Enos Karoma, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Mayer  Dengen, dan Staf Ahli Bupati sekaligus Plt Kadis Pertambangan Pakiding Karaeng Baan.

Sebelumnya, atas usul dari Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, ketiga calon sekkab ini sudah mengikuti rangkaian seleksi di tingkat provinsi.
Terakhir, ketiganya melakukan pemaparan visi-misi dan presentase program di hadapan tim Baperjakat Sulsel yang dipimpin Sekretaris Provinsi (Sekprov) Andi Muallim, Rabu (17/2) lalu. 

Muallim, mengatakan, hasil fit and proper test di tingkat provinsi akan diusulkan ke menteri dalam negeri (mendagri) berdasarkan bobot penilaian.
"Calon sekda Toraja induk tiga orang sudah presentase. Hasilnya kita bobot untuk diajukan kemendagri," katanya. 
Setelah persetujuan mendagri, surat keputusan (SK) pengangkatan sekkab terpilih akan diteken Gubernur Sulsel ,Syahrul Yasin Limpo.

Korsel Akan Bangun Pabrik Pipa di KIMA

Makassar,  Penandatangan nota kesepahaman (MoU) dan pembicaraan teknis pembangunan pabrik pipa oleh Pem Korea Corporation di Kawasan Industri Makassar (KIMA), Makassar, dijadwalkan berlangsung Maret nanti.

Pembahasan teknis kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dengan industri Korea Selatan (Korsel) tersebut sebagai hasil kunjungan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo ke lokasi pabrik Pem Korea Corporation di Cheongnam, Korsel. Pembangunan ini sebagai tindak lanjut kesepahaman kedua pihak dalam pertemuan awal, 22 Februari lalu.
Syahrul, mengatakan, pembangunan fisik pabrik tersebut diharapkan sudah dimulai paling lambat akhir tahun ini. Namun, mantan Bupati Gowa dua periode ini tidak merinci nilai investasi dan kapasitas produksinya di Makassar.

"Dengan terbangunnya industri pipa di Makassar, maka Sulsel dipastikan tidak mendatangkan pipa dari industri Jakarta dan Surabaya. Selain itu, akan memasok kebutuhan di wilayah timur Indonesia," kata Syahrul,  Kamis (24/2).

Selain itu, menurut Syahrul, dengan terbangunnya industri tersebut maka akan mengurangi angka pengangguran karena pembangunan dan operasional pabrik membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar. 
Syahrul, menjelaskan, pihaknya siap memfasilitasi kebutuhan dan memberikan kemudahan yang diperlukan Pem Korea Corporation khususnya percepatan penerbitan izin investasi asing yang saat ini masih menjadi kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Pusat.

Pem Korea Corporation merupakan salah satu industri perpipaan terbesar di Korsel dengan kapasitas produksi mencapai 30.600 matrik ton (MT) per tahun atau senilai 47 juta US Dolar per tahun. Dalam operasionalnya nanti di Makassar, perusahaan tersebut akan bekerja sama dan menggandeng perusahaan lokal atau perusahaan daerah (perusda) Sulsawesi Selatan

Nilai Ekspor Sulawesi Selatan ke Brazil-Korea Menurun

Makassar,  Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, mengaku, diversifikasi pasar ekspor penting untuk mengantisipasi menurunnya permintaan pasar ekspor. Syahrul menyebut sepanjang tahun 2010 lalu terjadi penurunan nilai ekspor ke Brazil dan Korea.

Untuk ekspor biji kakao maupun bubuk cokelat Sulawesi ke Brazil hanya berkisar 58 juta US Dollar atau turun hingga 35 persen lebih, sedangkan nilai ekspor ke Korea turun sebesar 19 persen menjadi 19 juta US Dollar.
Meski terjadi penurunan di kedua negara tersebut nilai ekspor ke delapan negara tujuan lainnya justru meningkat. Nilai ekspor Sulsel secara total tahun 2010 lalu meningkat menjadi 2 miliar US Dolar atau meningkat hingga 50 persen lebih dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar 1,2 miliar US Dollar.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulsel, Achmad Habib, menambahkan, pihaknya diperhadapkan dengan sejumlah hambatan untuk diservikasi ekspor. Ekspor sumber daya alam sulsel ke timur tengah, misalnya, harus disertai label halal khususnya komoditi makanan. Penerbitan label halal tersebut harus dilakukan di Malaysia sesuai kebijakan pasar internasional.