Senin, 06 Mei 2013

Sepenggal Kisah Pedagang Mobil Warung Bubur Ayam

PALU-“Jual bubur ayam di Palu itu seperti jual es di musim penghujan, saya lihat orang Palu biasa makan nasi kuning,”Demikian ungkapan keraguan Tasman di sela-sela melayani pembeli yang mulai ramai sejak pagi hingga siang hari.

Bapak empat orang anak ini sebelumnya membuka usaha makanan dan minuman di Pantai Taman Ria yang berada di tepian Teluk Palu sejak 2000. Namun lambat laun usaha itu mulai tidak menjanjikan lagi dan ia pun membuka warung makan, sayangnya usaha itu tidak berjalan mulus karena lokasi ia berusaha milik orang lain.

“Usaha baru dirintis sudah gagal karena lokasi yang saya beli ternyata milik orang lain yang dijual kepada saya, kejadian seperti ini membuat saya stress untungnya istri saya tetap memberi dorongan dan meminta saya pergi ke Makassar,”Ungkapnya.

Selama berjalan-jalan di Makassar ia pun melihat pedagang bubur ayam yang banyak dia temui namun lagi-lagi keraguan itu muncul dalam benaknya. Bukannya tanpa alas an Tasman mengatakan kebiasaan orang Palu itu makan nasi kuning bukan bubur ayam.

Lagi-lagi istrinya memberikan dukungan untuk berusaha,”Kita jualan bubur ayam saja pak karena dimana-mana bubur ayam pada kondisi apapun bisa laku,”Ungkapnya mengutip pernyataan istrinya.

Tasman kemudian berbalik bertanya kepada Shanti(28) memangnya bisa membuat bubur ayam. Si istri pun menjawabnya bisa dan keraguan itu berbuah keyakinan,”Bismillah saya akan berusaha jualan bubur ayam,”tegasnya menyakinkan dirinya.

Keraguan Tasman pun berbuah keuntungan dari setiap mangkuk bubur ayam yang saban hari di jajakannya mulai dari modal awal Rp50 juta ia pun kini bisa mengembangkan usahanya bahkan bisa mempekerjakan 12 orang karyawan termasuk mendapat suntikan modal dari Bank Mandiri senilai Rp200 juta.

Tasman pun menyebutkan untuk gaji karyawannya setiap bulan ia mengeluarkan masing-masing karyawan berkisar Rp600 ribu hingga Rp750 ribu dan untuk membayar angsuran di bank setiap bulannya Rp5 juta. Sementara untuk pendapatan sehari-hari dari penjualan bubur ayam bisa bervariasi antara dibawah Rp1 juta bahkan kadang bisa lebih dari itu.

“Orang kebanyakan bilang kalau bisnis makanan banyak untungnya, kalau saya hanya bilang Alhamdulillah,”Ungkapnya bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar