Minggu, 13 April 2014

Caleg Stress dan Kelakuannya

Salah seorang calon anggota legislatif DPRD Kota Parepare dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hj Andi Apriani membongkar paksa rumah warga di Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Sabtu (12/4). Ia melakukan hal itu karena kecewa terhadap warga yang diketahui tidak memilihnya pada pilcaleg 9 April lalu.

Pemilik rumah bernama Sariyana, mengaku lokasi yang ditempatinya sejak tahun 1997 silam merupakan milik caleg Andi Apriani. Namun karena perolehan suara yang ditargetkan oleh sang caleg kepada Sariyana, yang juga sebelumnya diminta menjadi saksi caleg, tidak sesuai dengan hasil akhir di TPS-nya di kelurahan tersebut, rumah milik Sariyana itu harus dibongkar.

"Sebelumnya saya diminta jadi saksi di TPS untuk Ibu Andi Apriyani. Saya ditarget suara, tapi pada perhitungan tidak sampai targetnya," kata Sariyana.

Ia menyayangkan apa yang dilakukan oleh caleg tersebut yang telah mengusirnya dari lokasi tersebut. Padahal, kata dia, perolehan suara yang didapat caleg tersebut memungkinkannya untuk duduk di legislatif.

"Entah apa penyebabnya sehingga saya diusir dari tanah milik Apriyani. Padahal, suaranya sudah cukup banyak," ujarnya.

Saat pembongkaran rumah, Sariyana hanya bisa pasrah. Untuk sementara dia tinggal di rumah saudaranya yang tidak jauh dari tempat sebelumnya.

Andi Apriyani yang dikonfirmasi, mengatakan tanah yang selama ini ditempati oleh Sariyana bukan miliknya, melainkan milik tim suksesnya.

"Tanah itu milik tim sukses saya. Tim kecewa karena mengetahui bukan saya yang dipilih," kata dia.

Apriyani mengklaim hal seperti ini wajar terjadi di momen politik seperti sekarang.

Setelah menghadapi pesta demokrasi yang digelar, 9 April lalu, sejumlah calon legislatif (caleg) yang saling berebut suara untuk duduk di DPRD harap-harap cemas menunggu hasil rapat pleno di masing-masing kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota. Kendati hasil resminya belum keluar, para caleg sudah mendapatkan gambaran.

Apalagi partai dan caleg rata-rata punya saksi sendiri di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Masalahnya, bagaimana dengan caleg yang gagal memperoleh suara banyak dan tidak mendapatkan jatah kursi di DPRD? Apalagi jika si caleg sudah mengeluarkan dana besar selama pencalegan. Tentu, kemungkinan hal tersebut menjadi stresor atau pemicu stres terbuka lebar.

Bahkan, di sejumlah daerah di Tanah Air sudah ada caleg yang mengalami gangguan jiwa. Di Balikpapan, ada caleg yang jatuh sakit karena tak tembus target.

Bukan cuma itu, ada caleg gagal yang pusing mencari tambahan uang untuk menutupi utang-utangnya di masa kampanye. Menanggapi kondisi tersebut, psikolog Patria Rahmawati menyebut ada beberapa ciri-ciri seseorang menderita stres.

Di antaranya mengalami kecemasan yang berlebihan hingga memicu emosi yang tidak terkontrol. Sedikit saja masalah yang dihadapi, bisa menjadi masalah besar baginya. Walapun permasalahan tersebut sebenarnya kecil dan tidak penting. Menurut Patria, stres tersebut juga bisa berdampak buruk bagi penderitanya. Salah satunya yaitu tindakan nekat yang diambil untuk mengakhiri hidupnya dengan sengaja atau biasa disebut bunuh diri.

"Kalau memang tingkat stres yang tinggi, tidak menutup kemungkinan jika dia mengambil jalan pintas. Dan hal ini tentunya membutuhkan perhatian dari orang terdekat dan terapi khusus yang dilakukan oleh seorang yang ahli," terang Patria kepada Balikpapan Pos, Sabtu (12/4) kemarin. Dia menjelaskan, penyakit stres terdiri dari dua jenis. Yaitu internal dan fisik.


Kedua jenis tersebut dibedakan menurut penyebab dari stres tersebut, selain itu, cara penyembuhan dan terapi yang dilakukan juga tergantung dari jenisnya. Termasuk ciri-ciri dari penyakit stres, juga tergantung dari penyebabnya. Semakin tinggi beban yang menjadi penyebab, maka semakin tinggi pula tingkat stres yang diderita oleh korban.

Dan seketika itu pula penderita harus mendapatkan perawatan serta pengobatan yang intensif untuk mengurangi stres dan membuatnya normal. Stres tingkat tinggi bisa berbahaya, bagi pria bisa membuat alat vitalnya alias “burungnya” tidak bisa bangun, tangan berkeringat, bahkan sampai serangan jantung. “Seperti keringat di telapak tangan, gelisah serta bingung bahkan hingga disfungsi ereksi.


Dan hal bahaya bagi orang yang menderita penyakit parah seperti jantung, pasalnya bisa menjadi pemicu serangan jantung,” bebernya. Selain tindakan pengobatan yang dilakukan oleh para ahli, peran dari orang terdekat penderita penyakit yang disebabkan oleh pola pikir ini juga sangat dibutuhkan.

Meskipun tidak banyak penderita mengungkapkannya secara langsung terhadap orang terdekat. “Kita sebagai orang dekat pasti mengetahui perubahan sikap yang dialami oleh penderita. Dan untuk mengembalikan kepercayaan diri serta keyakinannya, sangat dibutuhkan (pendekatan) untuk membangun kembali mentalnya,” tandas perempuan berkacamata ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar