Kamis, 14 April 2011

Wanita Tunanetra Rawat Dua Anak Lumpuh

POLEWALI MANDAR — Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa. Sungguh kalimat itulah yang pertama kali terlintas saat menyaksikan keteguhan Maemunah, seorang tunanetra asal Dusun Taheo, ketika dengan segala keterbatasannya mau merawat dua anak yatim piatu, Mansur (27) dan Mely (22), yang lumpuh dan mengalami keterbelakangan mental.

Tanpa mengeluh, Maemunah yang menetap di Desa Tapango Barat, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi, ini justru mengaku bangga karena masih mampu merawat kedua anak itu layaknya anak kandung. Kedua anak yang masih terhitung keponakan Maemunah itu menjadi yatim piatu sejak beberapa tahun lalu.

"Saya anggap anak saya sendiri dan saya bisa belajar bagaimana menjadi istri yang pandai merawat anak dengan belaian kasih sayang, meski saya belum punya suami," ujar Maemunah yang juga mahir menghapal Al Quran. Ia bahkan pernah meraih penghargaan sebagai penghapal Al Quran terbaik di tingkat kabupaten dan provinsi.

Mengenai anak-anak asuhnya, Mely masih bisa bergerak dan memenuhi kebutuhan hidup seperti makan dan minum, termasuk mencuci piring. Sementara itu, Mansur sepenuhnya menggantungkan hidup kepada orang lain, termasuk makan dan buang air besar.

Toh hal ini diterima Maemuna dengan ikhlas dan dianggap sebagai investasi amal ibadah untuk akhirat kelak. Maemunah bahkan bangga karena kedua keponakannya ini tidak rewel dan menerima keadaaan apa adanya, termasuk jika keluarga ini hanya makan nasi tanpa lauk pauk. "Saya menikmati hidup ini saja, toh keponakan saya ini tidak rewel. Mereka bahkan bisa menjadi teman yang bisa menghibur," ujar Maemunah saat ditemui beberapa waktu lalu.

Maemunah mengaku mengalami kebutaan karena terserang penyakit cacar saat berumur delapan tahun. Karena alasan kemiskinan dan pusat pelayanan kesehatan yang jauh dari desanya, Maemunah tidak mendapatkan pelayanan kesehatan kala itu.

Keluarga kecil Maemunah kini mulai mendapat perhatian khusus pemerintah setempat karena kemampuan membaca dan menghapal Al Quran dengan baik dan lancar. Perhatian juga diberikan karena kemuliaan hatinya merawat dua keponakannya yang lumpuh dan terbelakang seperti anaknya sendiri.

Saat ini, tak sedikit warga dan sanak tetangga yang berempati pada nasib ketiganya, dan bersedia membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti memberikan bantuan beras dan kebutuhan makan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar