Senin, 22 April 2013

Peringati Hari Bumi Aktivis Lingkungan Turun Kejalan


Puluhan aktivis lingkungan dari berbagai perguruan tinggi dan LSM pencinta lingkungan secara seretak melakukan aksi turun ke jalan sampai membuat aksi tektrikal di sejumlah titik Kota Makassar, Sulsel, Senin.

Dalam aksi itu, mahasiswa menggelar teatrikal "Aksi Selamatkan Bumi" sebagai bentuk memperingati Hari Bumi dengan merefleksikan keadaan bumi sekarang dan menggugah kesadaran masyarakat agar menjaga lingkungan demi kelangsungan hidup.

"Mari selamatkan lingkungan, mari selamatkan rakyat dari polusi dan pencemaran lingkungan yang dilakukan para oknum pengusaha yang tidak bertanggung jawab," kata aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel Arwin Ardiansyah.

Dalam aksinya di bawah jalan layang Makassar Arwin menegaskan bahwa sekelumit masalah lingkungan belum tuntas. Khusus di Makassar, masalah sampah, banjir serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) belum di maksimalkan pemerintah.

"Termasuk masalah reklamasi pantai, tata kelola penataan kota yang tiap hari macet hingga tidak adanya program penghijauan di kota, padahal itu syarat utama menekan polusi," tandasnya.

Ia juga meminta pemerintah tidak memberikan akses kepada para pengusaha penambang yang dapat merugikan lingkungan dan hutan yang ada di sekitarnya.

"Kami berharap perusahaan tambang sifatnya destruktif di Sulsel dihentikan atau kalau perlu dilarang masuk karena bisa berimbas pada kerusakan lingkunangan," pintanya.

Sementara puluhan aktivis Mahasiswa Pencinta Alam, (Mapala) Sintalaras UNM juga melakukan aksi teatrikal di depan gedung Menara Phinisi UNM. Mereka berpuisi dengan mendesak pemerintah tidak memberikan ruang bagi perusahaan yang dapat merusak lingkungan dan hutan.

Di tempat berbeda aktivis Mapala UMI Makassar juga mengelar aksi teatrikal dengan membuat replika timbangan satu berisi bumi sementara sisi lainnya berisikan lembaran uang. Namun lembaran uang lebih berat dari pada timbangan bumi.

"Ini menujukkan betapa kurang tegasnya pemerintah menanggulangi kerusakan hutan dan lingkungan. Kami mengajak masyarakat peka terhadap lingkungan. Mari tolak paku pohon yang dilakukan para politisi di Makassar yang menggunakan pohon sebagai sarana aktualisasi diri dan sosialisasi," tegas Taufik, korlap aksi.


Ratusan pelajar di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April dengan melakukan aksi tanam pohon di hutan sekolah, Bantaeng, Senin.

Dalam aksi itu, turut pula Bupati Bantaeng Prof Dr HM Nurdin Abdullah yang ikut menanam pohon bersama para pelajar di hutan sekolah SMUN 2 Bantaeng. Gerakan edukasi penanaman pohon pada pelajar ini digagas oleh ENO Green Cities Sulsel.

"Sejak 2008 kita telah melaksanakan Gerakan Sabtu Menanam, Gerakan Jumat Bersih yang pada akhirnya, semuanya orang yang melintas di Bantaeng akan merasakan kenyamanan dan keindahan kota yang rapi," kata Nurdin Bupati Bantaeng terpilih ini.

Menurutnya, ini bukti bahwa perhatian pemerintah sangatlah besar terhadap kelestarian lingkungan. Dirinya menghimbau agar seluruh pihak harus senantiasa mengalakkan penanaman pohon, sehingga mata air bisa terjaga dan bisa kita wariskan mata air,

"Jangan ada lagi penebangan pohon dimana-mana yang bisa mengakibatkan airmata," ujar alumnus Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas itu.

Sementara itu, Koordinator ENO Green Cities Sulsel, Syahrul Bayan menambahkan, program Gerakan Sabtu Menanam merupakan progam lanjutan Pemkab Bantaeng 2008 lalu.

Pendekatan yang digunakan sekarang ini, lanjut Syahrul, lebih kepada peserta didik diusia dini mulai tingkat SD, SMP dan SMA. Untuk menanamkan kesadaran akan cinta lingkungan dan menjaga kelestariannya dengan cara menanam pohon.

"Kegiatan pertama ENO Green Cities Sulsel ini untuk sementara kita pusatkan di Bantaeng, sekaligus menjadi stimulasi informasi dan pengembangan kepada daerah kabupaten kota yang ada di Sulsel," tambahnya.

Ia menyebutkan, peserta yang ikut dari pelajar SD Negeri 5 Bantaeng, SD Negeri 2 Bantaeng, SMP Negeri 1 Bantaeng, dan SMU Negeri 2 Bantaeng termasuk Mahasiswa KKN UNISMUH Makassar, Komunitas Sepeda B2W Bantaeng.

Hadir pula Kepala Sekolah SMU Negeri 2 Bantaeng, perwakilan dari SMP Negeri 1 Bantaeng, SMK Negeri 1 Bantaeng, kepala Sekolah SD Negeri 5 dan kepala Sekolah SD Negeri 2 Bantaeng.

"Alhamdulilah, agenda pertama ini dapat berjalan sukses atas sinergi dengan Bapedalda, Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Dikpora.

"Tujuan ENO Green Cities mengkampanyekan penanaman pohon 100 juta batang pohon sampai 2017 dapat segera terwujud khususnya di Bantaeng, nantinya akan menjadi Kabupaten Ke-13 di Indonesia yang menjadi Jaringan Kota Hijau Dunia oleh ENO di Finlandia" tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar